Tambang-Hutan dan Perkebunan-Laut Pesisir

Senin, 10 Oktober 2011

Walhi Babel Ancam Demo SBY di Belitung



Kedatangan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dalam agenda internasional Sail Wakatobi di Belitong pada acara puncak Kamis 13 Oktober ini, mendapatkan reaksi dari gabungan organisasi pecinta alam dan aktivis lingkungan, Walhi Bangka Belitung. Rencananya, Walhi dan beberapa organisasi lingkungan lain, akan mengelar unjuk rasa saat SBY menginjakkan kakinya di Belitung.
Ada 5 pokok aspirasi yang rencananya akan disampaikan dalam aksi menyambut kedatangan SBY itu. Pertama, yakni mengingatkan kebijakan presiden yang hendak memulihkan kondisi hutan di Indonesia dan mengurangi kerusakan hutan. Kedua, menyampaikan penolakan tambang laut di wilayah pesisir Belitung dalam bentuk apapun.Ketiga, menyesalkan agenda sail yang banyak disisipi kepentingan pihak-pihak untuk mempropagandakan kapling laut guna aktifitas penambangan. Keempat tentang masalah perebutan lahan masyarakat oleh perusahaan sawit dan kelima, pengembalikan lahan masyarakat yang diklaim oleh perusahaan.Demikian disampaikan Direktur Walhi Babel, Ratno Budi kepada Rakyat Pos, Minggu (9/10) kemarin. Menurutnya, dalam agenda Sail Wakatobi-Belitong terdapat event kegiatan yang tidak jelas dan tidak nyambung dengan tujuan mempromosikan wisata dan budaya di Belitong.Walhi menduga ada beberapa pihak yang hanya menjadikan ajang Sail Wakatobi sebagai alat untuk mempropagandakan kawasan tambang yang saat ini sudah dikapling-kapling dan diikat oleh beberapa perusahaan tambang termasuk PT Timah.“Lima pokok tuntutan yang akan kami sampaikan itu harus direspon SBY. Momentum kedatangan SBY ini, Walhi akan mempertanyakan kebijakan SBY yang katanya akan memulihkan kondisi hutan di Indonesia dan mengurangi kerusakan hutan. Selain itu, kami akan menyampaikan aspirasi penolakan tambang laut di wilayah pesisir Belitung apapun bentuknya. Masyarakat Belitung meminta jaminan kalau dalam Sail Wakatobi ini jangan hanya dijadikan alat propaganda untuk kepentingan tambang saja,” ujar Ratno.Tak hanya masalah tambang dan kerusakan hutan, Walhi juga fokus pada persoalan perkebunan sawit yang hingga kini tak kunjung mendapat jalan penyelesaian di masyarakat. Dikatakannya, pembukaan ladang sawit dan memberikan rakyat mengelola perkebunan sawit secara mandiri akan dipertanyakan. Selain itu, lahan masyarakat yang direbut perusahaan sawit, diminta segera dikembalikan.“Rencananya kita akan menghadang kedatangan SBY pada saat tiba di Belitung, tapi kita lihat nanti karena hingga kini jadwal belum dipastikan. Kita sudah berkoordinasi dengan teman-teman di Jakarta dan aksi ini pun kami berdiri bersama jajaran teman-teman di Belitung baik dari BEM, ORMAS dan IKPB,” jelasnya.Ratno menyebutkan, dalam agenda Sail Wakatobi memang banyak event yang hanya sekedar di selenggarakan saja. Ia menuding pihak panitia terkesan hanya memberikan peluang kepada para investor tambang dan pihak lain untuk sosialisasi. Salah satunya BATAN yang tidak akan ketinggalan melakukan sosialisasi pembangunan PLTN di Babel dalam ajang ini.“Kami menilai agenda Sail Wakatobi ini sepertinya bukan ditujukan pada pengembangan aset wisata namun jelas-jelas kelihatan pihak panitia hanya menjadikan ajang untuk mempromosikan lahan yang memberikan celah kepada investor memporakporandakan keindahan Pulau Belitung. Jadi atau tidaknya aksi nanti kami tetap berdiri sejajar dengan masyarakat Belitung yang hingga kini masih tidak menginginkan segala macam bentuk tambang laut maupun darat serta kegiatan perusahaan yang sudah mengkebiri kesejahteraan masyarakat lokal,” tandasnya.


http://rakyatpos.com/headlines/35-yacht-berlabuh-di-tanjung-kelayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar