Tambang-Hutan dan Perkebunan-Laut Pesisir

Selasa, 29 November 2011

Kesal, Warga Bakar Kamp dan TI Jalan Laut



Kesal, Warga Bakar Kamp dan TI Jalan Laut


SUNGILIAT - Warga Jalan Laut Sungailiat sepertinya sudah habis kesabarannya. Lantaran terus tidak mengindahkan keluhan warga, akhirnya Senin (28/11) sore kemarin warga membakar kamp milik penambang di sekitar hutan bakau Jalan laut. Tak hanya itu, puluhan warga tersebut juga membakar serta merusak ponton dan peralatan TI milik penambang. Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun sedikitnya 2 kamp dan 5 unit ponton jadi korban aksi massa tersebut. 
    
Menurut salah satu warga, di lokasi tersebut sudah beberapa kali dilakukan razia, namun para penambang kembaili menjalankan aktifitasnya, saat razia tidak berlangsung.
Bahkan, kata warga tersebut satu hari yang lalu aktifitas TI sepi, lantaran Camat Sungailiat bersama Distamben Bangka didampingi tokoh masyarakat sekitar melakukan peninjuan terhadap lokasi penambangan yang dilakukan oleh CV Calista.  "Kami sudah capek melihat sikap para penambang ini. Mereka tidak menghargai kami. Jadi untuk apa kami menghargai mereka,"ujar warga di lokasi.
    
Sementara itu, Kapolres Bangka, AKBP Asep Ahdiatna,SIK,MH melalui Kapolsek Sungailiat, AKP Siswo Dwi Nugroho,SIK saat dikonfirmasi RB di lokasi mengatakan, pihaknya sebelumnya sudah melakukan koordinasi dengan masyarakat. "Kami mendapat laporan warga sehubungan dengan TI illegal. Kita sama -sama melakukan penertiban, polisi dibantu dengan masyarakat karena letak posisinya agak sulit kita minta bantuan masyarakat untuk amankan TI,” jelas Kapolsek. Dikatakan Kapolsek, ketika warga dan polisi mendatangi lokasi penambang berhasil kabur melalui jalan tikus yang sudah disediakan sebelumnya agar para penambang dapat lolos dari penertiban petugas. "Penambangnya tidak ada. Pas kita datang tadi satu persatu berhasil kabur,"katanya.
    
Sementara Direktur Walhi Babel, Ratno Budi kepada RB ketika mendampingi masyarakat Jalan Laut mengatakan, kalau tindakan warga ini merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kinerja aparat terkait dan pemerintah yang tidak melakukan tindakan tegas untuk menghentikan aktifitas penambangan illegal maupun sebuah perusahan yang mengaku mengantongi izin dari pemda.  "ini sebuah bentuk akumulasi, kami mendapat informasi dari masyarakat bahwa hari ini masyarakat akan ke lokasi areal tambang illegal dan salah satu perusahan yang memiliki izin yang tidak jelas. Akumulasi ini berakhir dengan dilakukannya pembongkaran sesuai dengan keinginan masyarakat sendiri. Inisiatif masyarakat ini dilakukan lantaran tidak ada tindakan tegas dari pihak terkait dan pemerintah serta Dinas pertambangan mengenai keluhan warga selama ini,” terangnya.
    
Dikatakan Ratno, pemerintah dalam hal ini sebaiknya segara melakukan pengkajian atas pelegalan izin tambang yang bertentangan dengan masyarakat lokal. Dikatakan Ratno masyarakat Jalan Laut saat ini sudah menyadari betapa pentingnya kelestarian lingkungan untuk kehidupan.  "Kita mempertanyakan izin Amdal yang dikelurakan pemerintah. Kalau legal masyarakat ingin tahu. Karena dari proses penyusunan dan pengeluaran izin Amdal masyarakat tidak pernah dilibatkan apkah legal. Kami berani mengatakan ini illegal karena mulai dokumen izinnya perusahan ini sudah tidak lengkap kami sudah pastikan itu, kalau ada amdal ini amdal bodong yang dikantongi perusahaan," imuh Ratno. (rif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar