Bupati Dituding Pembohong
MUNTOK - Ratusan warga Muntok, Kabupaten Bangka Barat,
Sabtu (28/4) sore menyerbu kantor Batan di Kampung Menjelang, sebagai
bentuk penolakan keras mereka terhadap rencana pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di daerah itu.
Sebelumnya ratusan warga mendatang lokasi pembangunan seismograf atau
alat pemantau kondisi cuaca, angin dan gempa bumi di kawasan Menumbing
yang sudah selesai dibangun oleh Batan sebagai alat penunjang kegiatan
survey tapak PLTN. Warga menggelar aksi dan berorasi di lokasi
seismograf tersebut. Warga menuding Bupati sudah membohongi masyarakat
dan ikut memuluskan jalan Batan untuk membangun PLTN di kawasan Teluk
Inggris Muntok.
Aksi unjuk rasa ratusan warga ini dikerahkan oleh anggota Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) yang merasa khawatir pemerintah
daerah mendukung penuh pembangunan PLTN. Tidak puas menggelar unjuk rasa
di lokasi pembangunan seismograf, ratusan warga juga mendatangi kantor
Batan di kampung menjelang dan melakukan penyegelan. Warga mencoret
lantai teras kantor dengan tulisan Batan pembohong,sebagai luapan emosi
mereka.
Aparat kepolisian yang mengawal aksi unjuk rasa juga menjadi sasaran
kemarahan pengunjukrasa yang rata-rata kalangan ibu-ibu itu. Setelah
menggelar aksi unjukrasa sekitar setengah jam di kantor Batan, ratusan
warga kemudian konvoi menggunakan kendaraan roda dua menuju kantor
bupati. Kendati kantor kosong karena hari libur, namun warga tetap
menyampaikan aspirasinya dengan nada marah dan Bupati menjadi sasaran
umpatan warga. "Apa pun alasannya, kami tetap menolak PLTN dan kami
selalu bersama warga, berjuang menyelamatkan lingkungan dan warga dari
dampak nuklir," ujar Ary, orator unjukrasa.
Ditegaskannya, reaktor generasi ke empat yang lebih aman dan ramah
lingkungan hanya teori belaka. "Tidak ada jaminan keamanan, tetap
mendatangkan bahaya terhadap nyawa manusia secara masal," tegasnya.Pihak
Walhi, kata Ary siap berdialog dan adu argumen dengan Bupati terkait
PLTN. "Ayo dialog dengan kami dan dialog terbuka dengan masyarakat,"
katanya.
Sementara itu Kepala Dinas ESDM Babar Choirul Amri Rani mengatakan,
belum tentu PLTN dibangun di Muntok. "Belum ada kepastian, kan sekarang
baru tahap survey yang dilakukan Batan," ujarnya. Kegiatan survey,kata
dia tidak dilakukan sembarangan karena pihak Batan juga diawasi Bapeten
sebagai lembaga yang menentukan apakah hasil survey dinyatakan layak
atau tidak. "Jangan terburu-buru menolak PLTN, sekarang baru survey dan
belum bisa dipastikan apakah dibangun atau tidak karena semuanya
tergantung hasil survey," ujarnya. (Dv)
http://www.radarbangka.co.id/berita/detail/muntok/7391/tolak-pltn-warga-serbu-kantor-batan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar