Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Babel, Ratno
Budi, mendesak PT Timah untuk memperhatikan lingkungan ketimbang
ekspansi ke pertambangan laut. Menurutnya, baik di darat maupun di laut,
sama menimbulkan kerusakan parah. “PT Timah harus mengambil peran.
Harus dipikirkan jika cadangan timah terus menurun dan tidak dapat
diperbaharui. Belajar dari pengalaman, watak, cara bekerja, manajemen
yang lemah dalam melakukan pengelolaan SDA, akhirnya masyarakat dan
lingkungan jadi korban. Keselamatan lingkungan semakin terjepit. Apalagi
PT Timah mulai meninggalkan darat dan ke laut. Mereka ekspansi tanpa
memperhatikan dampak lingkungan lama,” ujarnya.
Dilanjutkannya, Sukrisno harus mempertanggung-jawabkan kerja perusahaan
lama. “Tanggung jawab lingkungan, sosial, ekonomi, reklamasi, harus jadi
cacatan untuk pemimpin baru. Mudah bagi beliau untuk melakukannya,
apalagi lakonnya menjadi Dirut dari PT BA, perusahaan pertambangan yang
tak jauh berbeda karakternya dengan PT. Timah,” katanya.
Menurutnya, kerja perusahaan yang lama diantaranya masih menimbulkan
masalah. Walhi Babel mencatat sedikitnya ada delapan konflik
pertambangan yang melibatkan PT Timah sendiri. “Konflik tahun 2008-2009
di Permis, Kabupaten Bangka Selatan, tahun 2011 di Teluk Limau,
Sungailiat Kabupaten Bangka, dan Teluk Uber, dan terakhir di desa
Bencah. Kasus seperti itu dulu yang harus diselesaikan.
Sebagai perusahaan BUMN, PT Timah, kata Ratno, wajib menggandeng
perusahaan swasta melakukan pertambangan yang berwawasan lingkungan.
“Dirut baru harus ambil peran komunikasi yang efektif. Dalam hal ini
swasta atau pengusaha tambang harus diajak untuk menjadikan kerusakan
lingkungan jadi masalah bersama. Kegiatan pertambangan jangan menggangu
dan menghancurkan masa depan perekonomian yang tersisa. Jangan memasuki
kawasan masa depan. Pemerintah dan swasta jangan hanya membicarakan
royalti, CSR, dan sebagainya, tanggung jawab terhadap lingkungan,”
tukasnya.
http://www.radarbangka.co.id/berita/detail/global/7169/menanti-sepak-terjang-dirut-pt-timah-baru.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar