Tambang-Hutan dan Perkebunan-Laut Pesisir

Kamis, 19 April 2012

PT Timah Harus Memperhatikan Lingkungan Ketimbang Ekspansi ke Pertambangan Laut

Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Babel, Ratno Budi, mendesak PT Timah untuk memperhatikan lingkungan ketimbang ekspansi ke pertambangan laut. Menurutnya, baik di darat maupun di laut, sama menimbulkan kerusakan parah. “PT Timah harus mengambil peran. Harus dipikirkan jika cadangan timah terus menurun dan tidak dapat diperbaharui. Belajar dari pengalaman, watak, cara bekerja, manajemen yang lemah dalam melakukan pengelolaan SDA, akhirnya masyarakat dan lingkungan jadi korban. Keselamatan lingkungan semakin terjepit. Apalagi PT Timah mulai meninggalkan darat dan ke laut. Mereka ekspansi tanpa memperhatikan dampak lingkungan lama,” ujarnya.
  
Dilanjutkannya, Sukrisno harus mempertanggung-jawabkan kerja perusahaan lama. “Tanggung jawab lingkungan, sosial, ekonomi, reklamasi, harus jadi cacatan untuk pemimpin baru. Mudah bagi beliau untuk melakukannya, apalagi lakonnya menjadi Dirut dari PT BA, perusahaan pertambangan yang tak jauh berbeda karakternya dengan PT. Timah,” katanya.
   
Menurutnya, kerja perusahaan yang lama diantaranya masih menimbulkan masalah. Walhi Babel mencatat sedikitnya ada delapan konflik pertambangan yang melibatkan PT Timah sendiri. “Konflik tahun 2008-2009 di Permis, Kabupaten Bangka Selatan, tahun 2011 di Teluk Limau, Sungailiat Kabupaten Bangka, dan Teluk Uber, dan terakhir di desa Bencah. Kasus seperti itu dulu yang harus diselesaikan.
   
Sebagai perusahaan BUMN, PT Timah, kata Ratno, wajib menggandeng perusahaan swasta melakukan pertambangan yang berwawasan lingkungan. “Dirut baru harus ambil peran komunikasi yang efektif. Dalam hal ini swasta atau pengusaha tambang harus diajak untuk menjadikan kerusakan lingkungan jadi masalah bersama. Kegiatan pertambangan jangan menggangu dan menghancurkan masa depan perekonomian yang tersisa. Jangan memasuki kawasan masa depan. Pemerintah dan swasta jangan hanya membicarakan royalti, CSR, dan sebagainya, tanggung jawab terhadap lingkungan,” tukasnya.

http://www.radarbangka.co.id/berita/detail/global/7169/menanti-sepak-terjang-dirut-pt-timah-baru.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar